"BAROKAH DAN CARA MEMPEROLEHNYA"
“Kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan jamaah sekalian untuk
bertaqwa kepada Allah dan jangan tertipu dengan gemerlap dunia. Karena orang
yang memilih dunia adalah orang yang rugi.”
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Kewajiban kita sebagai muslim adalah merenungi dan memperhatikan berbagai
kenikmatan yang Allah berikan, yang tidak Allah berikan kepada
generasi-generasi sebelum kita. Nikmat itu bisa berupa nikmat ilmu pengetahuan,
teknologi pengajaran, informasi, komunikasi, pengobatan, ekonomi, transportasi
dan lain-lain.
Kita melihat bahwa perkembangan dunia ini terjadi begitu luar biasa. Oleh
karena itu, seorang muslim yang baik tentu akan bertanya-tanya di manakah
keberkahan, ketenangan hati, atau kehidupan yang menyenangkan yang Allah
janjikan? Sebagaimana dalam firman-Nya (yang artinya), “Barangsiapa yang
mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS an-Nahl: 97)
Adakah perkembangan yang ada ini menyebabkan hati menjadi tenang,
kebahagiaan, dan turunnya keberkahan? Saat ini merupakan jaman kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Akan tetapi apakah jaman ini merupakan jaman
penuh keberkahan?
Banyak kita jumpai orang yang berbadan sehat dan kaya, tetapi hidup dalam
kesengsaraan. Hatinya selalu diliputi rasa cemas dan kegalauan, serta tidak
pernah merasakan nikmatnya rasa aman. Pertanyaan-pertanyaan ini tentu
menggelitik kita untuk bertanya. Apakah sebenarnya keberkahan? Dan dimanakah
keberkahan itu berada?
Allah berfirman (yang artinya), “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raf: 96)
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Keberkahan adalah bertambah dan berkembangnya kebahagiaan
dan kebaikan yang banyak. Keberkahan yang Allah turunkan sangatlah banyak.
Semua kebaikan datangnya dari Allah dan di tangan-Nya. Allahlah yang memiliki
segala kesempurnaan dan dari Allah-lah bersumber segala kebaikan. Tidak ada
yang sulit bagi Allah untuk mengabulkan segala doa dan permohonan.
Kekayaan Allah tidaklah berkurang sedikit pun karena sering diberikan.
Bahkan seluruh alam semesta menengadahkan tangan meminta kepada-Nya. Allah
berfirman (yang artinya), “Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta
kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS ar-Rahman: 29)
Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah
terbelenggu.” Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang
dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. Tetapi kedua-dua tangan
Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Qur’an yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan
kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan
dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api
peperangan Allah memadamkannya. Dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan
Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS Al-Maidah:
64)
Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kebaikan di dunia ini sebagai rizki
untuk semua-Nya, baik orang yang bertaqwa ataupun orang yang durjana. Allah
subhanahu wa ta’ala menjadikan banyak dari makhluk-Nya yang mengandung
keberkahan, air hujan itu mengandung keberkahan, makan sahur mengandung
keberkahan, Ka’bah rumah Allah-pun mengandung keberkahan. Minyak wangi yang
harum juga mengandung keberkahan. Masjid al-Aqsha juga Allah berkahi dan Allah
berkahi segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Allah turunkan Al-Quran
sebagai kitab yang penuh berkah, di malam Qodar yang penuh berkah.
Ringkasnya segala sesuatu yang ditunjukkan oleh dalil bahwa sesuatu itu
mengandung berkah, maka berarti Allah telah meletakkan keberkahan di dalamnya.
Sedangkan manusia yang berkah sebagaimana kata al-Imam Ibn al-Qoyyim adalah
orang yang memberi manfaat kepada sekelilingnya dimana dia berada. “Dan Dia
menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku shalat dan zakat selama aku hidup.” (QS Maryam:
31). Allah meletakkan keberkahan dalam harta, anak, keluarga, kondisi, waktu,
tempat amal dan lain-lain.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Cara untuk mendapatkan keberkahan adalah dengan beriman, bertaqwa,
bersikap adil, kasih sayang dan berbuat baik kepada orang. Dikatakan
kepada Adam, Bapak Manusia yang pertama, saat pertama kali turun ke dunia ini
Allah berfirman (yang artinya): “Turunlah kamu berdua dari surga
bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika
datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“.
(QS Thaha 123-124). Kepada Nuh alaihis salam Bapak Manusia yang kedua, Allah
juga berfirman (yang artinya), “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera
dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat dari orang-orang yang
bersamamu. Dan ada umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka , kemudian
mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.” (QS Huud: 48)
Maka iman, taqwa, dan mengikuti petunjuk adalah cara untuk mendapatkan
keberkahan dari langit dan bumi sehingga rizki bercurah-curah tiada henti. Dan
Allah tidak pernah menyelisihi janji
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min dan harta mereka
dengan memberikan surga kepada mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. Janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil, dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar.” (QS at-Taubah 111)
Jamaah Jumat sekalian,
Agama dengan aqidah dan syariatnya akan menyebabkan kebahagian dunia
kemudian kebahagian akhirat. Ini merupakan sebuah kepastian sejak manusia yang
pertama Adam sehingga akhir jaman nanti. Orang-orang yang beriman menerima hal
ini dengan hati penuh rasa percaya dan tidak ragu meskipun hanya sekejap mata.
Keimanan ketaqwaan, keshalihan, dan petunjuk merupakan sebuah kekuatan
pendorong untuk memakmurkan